Memotret dengan Model ”Tuyul Imut”, Eksplorasi Ide sampai Habis
Judul : Memotret dengan Model ”Tuyul Imut”, Eksplorasi Ide sampai Habis
link : Memotret dengan Model ”Tuyul Imut”, Eksplorasi Ide sampai Habis
Memotret dengan Model ”Tuyul Imut”, Eksplorasi Ide sampai Habis
Tidak hanya untuk dikoleksi, tuyul-tuyul imut itu kerap menjadi model untuk jepretan para pencinta fotografi. Salah satunya adalah Ki Joko Tumut yang baru saja mengadakan workshop di Kedai Kreasi, Minggu (10/6).
”Ini istilahnya kita belajar bareng. Yang pengin tahu gimana cara motret miniatur, ayo kita fasilitasi di sini,” tutur lelaki bernama asli Nanang Efendi tersebut. Pukul 20.30, acara workshop malam pun dimulai.
Pemutaran video yang berisi beberapa hasil jepretan Ki Joko Tumut mengawali workshop malam itu. Setelah memberikan sedikit penjelasan tentang cara memotret miniatur, lelaki asli Kediri tersebut lantas menyiapkan beberapa atribut untuk memulai sesi pemotretan.
Perlengkapan untuk Foto Indoor
(Grafis: Rizky/Jawa Pos/JawaPos.com)
Dunia miniatur belum lama dikenal oleh Nanang. Berawal dari fotografi dengan kamera ponsel, dia mulai melirik dunia miniatur pada 2016. Meski belum lama, koleksi miniaturnya lumayan banyak.
”Kurang lebih sekarang sudah ada 10 set. Kalau dihitung per biji, ya sekitar 200 lah. Soalnya, banyak juga yang belinya enggak per set,” tutur lelaki yang kini tinggal di Sidoarjo tersebut. Harga satu set miniatur itu tidak murah. Mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Bergantung pada kelangkaan miniatur yang ingin dibeli. Pembeliannya pun bisa per biji, satu set, atau superset. ”Kalau yang superset ini, isinya sekitar 10 seri, kurang lebih 50 biji,” terangnya.
Banyaknya orang yang mulai menggemari fotografi miniatur itu membuat Nanang tidak mau hanya terbawa arus. Dia pun lebih memilih tema sehari-hari untuk diangkat sebagai cerita dalam jepretannya. Tidak hanya asal comot. Dia menyesuaikan dengan berita yang aktual. Tak jarang, karyanya adalah bentuk dari sebuah kritik sosial. Misalnya, jepretannya tentang Ramadan.
Dalam karyanya tersebut, lelaki yang bekerja di salah satu bank swasta itu menampilkan sesosok setan yang tengah dirantai. Maksudnya, jika pada Ramadan ini ada orang yang berbuat dosa, itu bukan karena setan, tetapi karena diri mereka sendiri. Wong setannya dirantai. Begitu kira-kira maksud Nanang.
Meski terlihat gampang dan sederhana, rupanya memotret miniatur tidak semudah itu. ”Kendalanya ya bikin setting-an dan idenya. Di sini kita dituntut untuk kreatif,” lanjut Nanang. Karena itu, setiap kali memiliki ide, dia langsung mencari bahan untuk mewujudkan idenya dan diabadikan dengan menggunakan kamera ponsel.
Rupanya, bukan hanya Nanang yang demikian. Cak Sukir yang malam itu juga turut hadir sering melakukan hal yang sama. Mencintai dunia miniatur sejak September 2015, dia merupakan salah seorang yang sering memengaruhi Nanang hingga akhirnya tertarik pada dunia yang sama.
”Saya selalu bawa satu kotak di kantong. Begitu ada ide, di mana pun harus segera diwujudkan agar tidak lupa,” ucapnya. Figur pekerja menjadi miniatur favoritnya. Pasalnya, figur tersebut memiliki pose yang dapat ditempatkan dalam berbagai situasi.
Sama seperti Ki Joko Tumut, lelaki bernama Ahmad Joko Sukirno tersebut memiliki ciri khas sendiri untuk hasil jepretannya. Yakni, mengambil gambar action figure dengan latar belakang lumut.
”Ini sebenarnya mewujudkan salah satu mimpi saya waktu kecil. Dulu kalau lihat semut jalan di atas lumut, rasanya pengin mengecil, terus ikut main di sana,” lanjut Sukir. Mimpinya itu bisa terwujud sejak dia menekuni hobi sebagai fotografer miniatur.
Dengan menggunakan latar lumut, berbagai cerita bisa dia buat. Tak jarang, hanya dengan menggunakan satu dua karakter, lelaki kelahiran Mei 1979 itu bisa mengambil 150 frame hingga membentuk cerita bersambung. ”Ini paling gampang untuk membangun cerita. Kan ide itu paling penting,” imbuhnya.
Dia pun menekankan bahwa mereka yang ingin belajar memotret miniatur figure tidak berarti harus mengoleksi. Yang paling penting adalah mencari satu figur unik yang paling disukai, lalu dieksplorasi sampai habis. ”Saya sendiri enggak suka nimbun. Kebetulan sekarang sudah di-endorse. Jadi, saya minta figur apa langsung dikirim. Tapi, kalau saya enggak suka banget, ya tak kembaliin buat ditukar,” tambahnya.
Untuk memotret miniatur figur itu, kita dituntut untuk memiliki kreativitas yang tinggi, baru setelah itu skill fotografi. Sebab, meski jago fotografi, kalau ide awalnya jelek, hasil jepretannya tidak akan bisa sesuai dengan apa yang ingin diungkapkan. (dwi/c6/jan)
Demikianlah Artikel Memotret dengan Model ”Tuyul Imut”, Eksplorasi Ide sampai Habis
Anda sekarang membaca artikel Memotret dengan Model ”Tuyul Imut”, Eksplorasi Ide sampai Habis dengan alamat link http://petuahmuda.blogspot.com/2017/06/memotret-dengan-model-tuyul-imut.html
Post a Comment