Misi Kemanusiaan Berujung Petaka
Judul : Misi Kemanusiaan Berujung Petaka
link : Misi Kemanusiaan Berujung Petaka
Misi Kemanusiaan Berujung Petaka
Liputan6.com, Jakarta - Helikopter Basarnas jatuh di Desa Canggal, Candiroto, Kabupaten Temanggung. Sebanyak delapan orang meninggal.
Heli itu sedang menuju Pegunungan Dieng untuk memberi pertolongan terkait letusan kawah Sileri.
Mereka yang meninggal adalah Kapten Laut Haryanto, Kapten Laut Lu Solihin, Serka Hari Marsono, Peltu Budi Santoso, serta empat anggota Basarnas yakni Maulana Affandi, Nyoto Purwanto, Budi Resti, serta Catur.
Deputi Operasional Basarnas Mayjen Heronimus Guru mengatakan, heli tersebut merupakan heli siaga Lebaran dan berada di Bandara Ahmad Yani, Semarang. Heli kemudian diminta bergerak untuk mengevakuasi korban letusan Kawah Dieng, Minggu siang 2 Juli 2017.
"Heli membawa 4 orang kru dan 4 orang rescuer," kata Heronimus kepada Liputan6.com melalui sambungan telepon.
Heli tersebut mengalami decrease atau benturan dalam perjalanannya. Hal itu dipastikan melalui layar pemantauan penerbangan pada pukul 16.04 WIB.
"Diikuti pada pukul 16.06 WIB kami menerima sinyal atau pesan bahwa heli mengalami kecelakaan atau benturan," jelas Heronimus.
Evakuasi Korban
Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Djarod Pandakova mengatakan, diduga helikopter menabrak tebing Gunung Sindoro. Kondisi heli pecah dan baling-baling terpisah.
Helikopter ditemukan tim evakuasi gabungan. Jarak tempuh dari Desa Canggal ke lokasi kejadian mencapai 2 jam dengan berjalan kaki.
"Setelah diketahui, tim membutuhkan tali untuk dapat mencapai lokasi heli," kata Djarod.
Dia mengatakan, menurut saksi, terlihat heli terbang rendah dengan bergoyang tidak stabil, salah satu penumpang melambaikan tangannya. "Sesaat kemudian heli tersebut terjatuh," ucap dia.
Mengetahui peristiwa itu, sejumlah warga yang melihat pertama kali helikopter berwarna oranye tersebut mendatangi lokasi kejadian.
"Warga selanjutnya segera lapor ke Polsek dan segera dilakukan pencarian dan telah ditemukan, tepatnya gunung Butak di hutan Mongso yang merupakan hutan lindung," dia menambahkan.
Dirsarkas Basarnas Marsekal Utama Wahyu AD mengatakan, pihaknya mengirimkan empat tim menuju lokasi jatuhnya helikopter. Empat tim yang tengah digerakkan menuju lokasi kejadian berangkat melalui jalur darat.
"Empat tim yang berangkat. Satu tim ada lima orang," ujar dia di kantornya, Minggu 2 Juli 2017.
Kawah Sileri Dieng Meletus
Kawah Sileri meletus pada Minggu 2 Juli 2017 sekitar pukul 12.00 WIB. Letusan terjadi tiba-tiba tanpa ditandai dengan kegempaan. Kawah Sileri merupakan kawah yang masih aktif. Di kawah tersebut pada April dan Mei 2017 telah terjadi juga letupan freatik yang skala kecil.
Akibat kejadian ini, 17 orang dilarikan ke Puskesmas I Batur Banjarnegara. Sebagian besar hanya mengalami luka ringan. Namun ada satu orang mengalami luka serius, yakni Muainah (48 tahun), wisatawan asal Desa Sebrang, Kecamatan Paninggaran, Pekalongan.
Ratusan relawan dan warga di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah menutup pintu masuk Kawah Sileri, Dieng pasca-terjadinya letusan. Kawasan di radius 100 meter dari kawah ini juga ditutup.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Arif Rachman, mengatakan langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya pengunjung atau warga yang ingin melihat secara dekat Kawah Sileri. Pasalnya, dikhawatirkan terjadi letusan susulan.
Di Kawah Sileri telah dipasang garis polisi atau police line serta dijaga oleh Kepolisian dan TNI. Selain itu, Tim Pengamanan Kepariwisataan juga menerjunkan sebanyak 300 orang yang terdiri dari lintas dinas.
Sumber: liputan6.comDemikianlah Artikel Misi Kemanusiaan Berujung Petaka
Anda sekarang membaca artikel Misi Kemanusiaan Berujung Petaka dengan alamat link https://petuahmuda.blogspot.com/2017/07/misi-kemanusiaan-berujung-petaka.html
Post a Comment