Header Ads

KD Berhak Menerima Perlakuan Lebih Adil

KD Berhak Menerima Perlakuan Lebih Adil - Hallo sahabat Petuah Muda, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul KD Berhak Menerima Perlakuan Lebih Adil, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : KD Berhak Menerima Perlakuan Lebih Adil
link : KD Berhak Menerima Perlakuan Lebih Adil

Baca juga


KD Berhak Menerima Perlakuan Lebih Adil

Durant sudah mengambil keputusan bulat. Dia memilih Golden State Warriors, meninggalkan Oklahoma City Thunder, franchise yang sudah dia bela selama sembilan tahun terakhir. Selain Thunder, Durant menolak pinangan empat tim besar lain, yakni Los Angeles Clippers, San Antonio Spurs, Miami Heat, dan Boston Celtics.

Pratt mengingatkan anaknya bahwa keputusan ini akan sangat tidak populer. Bisa mengundang reaksi negatif, kata dia. Namun, Durant sudah siap dengan segala risikonya. Hari itu, kemerdekaan Amerika Serikat, sekaligus hari kemerdekaan bagi Durant dalam menentukan sikap.

*

Prediksi Pratt tidak meleset. Dalam tempo 52 pekan setelah keputusan itu, Durant terus dihantam gelombang hinaan, cacian, dan hujatan. Dia dilabeli dengan berbagai macam kata-kata yang mengiris hati seperti oportunis dan pengecut. Para pembencinya di luar fans Warriors tidak sungkan mengembuskan cemooh beracun seperti pembelot serta pengkhianat. Tak sedikit yang menyamakan dia dengan ular. Pada September 2016, Durant menghilang dari Instagram.

Durant dianggap megabintang bermoral rendah. Sebab, alih-alih melakukan pembalasan, dia malah bergabung dengan Warriors, tim yang baru saja mengalahkannya di final wilayah barat. KD, begitu dia dipanggil, dituding hanya mencari jalan tersingkat dan termudah untuk memenuhi nafsunya meraih cincin juara.

Orang tidak percaya bahwa alasan Durant angkat kaki ke Warriors bukan semata soal gelar. Tetapi, ada alasan yang lebih fundamental, yakni permainan basket itu sendiri. Sudah bukan rahasia jika Durant sangat mengagumi filosofi head coach Warriors Steve Kerr.

Durant mengangankan agar Thunder bermain positionless basketball ala Warriors. Formula small line-up bikinan Kerr memang membuat Warriors sangat berbahaya. Ketika menyerang, lima pemain di lapangan mampu menembak tiga angka dan melakukan penetrasi ke paint area. Mereka juga terus bergerak aktif untuk membuka ruang permainan bagi yang lain.

Mereka sangat genius dalam menemukan ruang kosong di jantung pertahanan lawan. Pada musim 2015–2016, Warriors melakukan umpan rata-rata 57 kali lebih banyak ketimbang Thunder.

Namun, keunikan paling esensial dari Warriors adalah unit pertahanan. Semua pemain, kecuali Curry, mampu mengawal sedikitnya tiga pemain di tiga posisi berbeda. Forward Warriors Draymond Green bahkan mampu melakukan defense di lima posisi. Kecepatan dan kekuatan pemain Warriors disatukan dalam sebuah sistem pertahanan kolektif yang luar biasa tangguh. Pola inilah yang membuat Warriors menjadi juara 2015 dan mencatat rekor menang-kalah terbaik dalam sejarah NBA pada akhir musim reguler 2016.

*

General Manager Thunder Sam Presti adalah pria cerdas dengan visi yang kuat. Dia membangun Oklahoma City Thunder sebagai tim yang sangat fokus pada tujuan-tujuan besar. Presti menegakkan fasilitas latihan Thunder layaknya kuil suci. Suasana yang hening akan membantu pemain memusatkan semua perhatian pada peningkatan keahlian diri. Cara ini bukannya tidak efisien. Thunder hanya sekali gagal ke playoff dalam delapan tahun terakhir.

Bersama Thunder, Durant berkembang menjadi salah seorang pemain terbaik di dunia. Dia empat kali menjadi top scorer NBA, delapan kali terpilih dalam skuad All-Star, dan puncaknya menjadi MVP pada 2014. Konsentrasi Durant dalam berlatih, meminjam istilah Haruki Murakami, seperti burung elang yang meronda angkasa ketika mencari mangsa.

Namun, lama-lama Durant menyadari ada ruang kosong dalam hatinya. Dia tidak lagi bermain dengan terlalu gembira. Sangat serius. Jarang tersenyum. Thunder menuntutnya terlalu banyak. Pada satu titik, dia merasa sangat lelah dan muak untuk melakukan isolationplay alias serangan individual mematikan dalam situasi satu lawan satu. Apalagi, pergantian pelatih dari Scott Brooks ke Billy Donovan (Durant tidak pernah diajak bicara soal perekrutan Donovan) ternyata gagal memberikan sesuatu yang segar. Thunder tetap bermain dengan sistemnya yang usang.

Durant ingin sesuatu yang baru. Dan lewat sang guru, Jerry West, Warriors menawarkan itu semua. West mengatakan bahwa Warriors akan membuat Durant lebih mudah bermain basket. Di atas segalanya, Warriors menjanjikan kegembiraan. Warriors bisa bekerja sangat keras sambil bersenang-senang. Musik berdentam saat dan setelah latihan. Orang-orang tertawa. Suasana begitu hidup, berwarna, menggairahkan.

Sang pemimpin tim, Steve Kerr, adalah pendengar yang baik. Dia pria humoris dan fleksibel. Kadang kala longgar. Namun, sikapnya yang ingin terus menang dengan permainan penuh keriangan telah menciptakan atmosfer luar biasa dalam tubuh Warriors.

Kerr juga pembelajar yang tekun. Bertahun-tahun, dia terus meningkatkan kemampuannya dalam membuat sistem penyerangan dan pertahanan yang kukuh. Dalam hal pengelolaan konflik, Kerr tidak bisa dipandang rendah. Saat menjadikan pemain All-Star dan peraih emas Olimpiade Andre Iguodala sebagai cadangan, Kerr mengirimkan pesan bahwa setiap pemain harus siap berkorban. Dan sikap tidak egois inilah yang termanifestasi dalam permainan Warriors.

Kultur itulah yang akhirnya terisap dalam diri Durant. Seakan-akan benang yang membikin raut mukanya selama ini kaku, digunting begitu saja. Durant bisa kembali tertawa lepas. ’’Menang atau kalah, saya sudah membuat keputusan yang 100 persen tepat,’’ kata Durant.

Pada akhirnya, Durant menang. Sebagai bonus tambahan, dia menjadi MVP Final NBA 2017. Dia bermain luar biasa untuk membantu Warriors mengalahkan juara bertahan Cleveland Cavaliers hanya dalam lima game.

Walau begitu, hinaan kepadanya masih terus berlangsung. Sama dengan cemoohan kepada barisan legenda terbesar NBA macam Charles Barkley, Karl Malone, Patrick Ewing, atau Allen Iverson yang gagal meraih gelar sampai mereka pensiun. Andai Durant tak cukup punya nyali memilih jalan ini, orang-orang mungkin saja mengelompokkannya dalam golongan bintang gagal.

Tampaknya, kita ini memang sulit menganggap bahwa ’’juara’’ hanyalah satu titik kecil dalam perjalanan karir mereka yang luar biasa. Kadang, kita sulit bersikap adil. Dan itu manusiawi. (*)

*Wartawan Jawa Pos

Sumber: jawapos.com


Demikianlah Artikel KD Berhak Menerima Perlakuan Lebih Adil

Sekianlah artikel KD Berhak Menerima Perlakuan Lebih Adil kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel KD Berhak Menerima Perlakuan Lebih Adil dengan alamat link https://petuahmuda.blogspot.com/2017/06/kd-berhak-menerima-perlakuan-lebih-adil.html
Powered by Blogger.