Tol Darurat Pecahkan Jalur Padat
Judul : Tol Darurat Pecahkan Jalur Padat
link : Tol Darurat Pecahkan Jalur Padat
Tol Darurat Pecahkan Jalur Padat
SM/Ali Basarah
KELUAR PINTU TOL: Kendaraan pemudik keluar lewat pintu tol darurat Gandulan, Pemalang. Situasi padat dan lancar ini menyebabkan jalur alternatif yang sudah disiapkan pemerintah daerah tidak difungsikan untuk dilewati kendaraan pemudik.(42)
KEMACETAN parah di Brebes Exit Timur (Brexit) pada Lebaran 2016 lalu menjadi pelajaran penting betapa jalur pantura butuh penanganan serius untuk kelancaran arus mudik ataupun balik. Kendati sempat memunculkan polemik istilah jalan tol Brebes-Gringsing (Batang) yang belum siap fungsional menjadi darurat, namun langkah itu cukup tepat.
Pemerhati Transportasi Universitas Pancasakti (UPS) Tegal, Eddhie Praptono SH MH menilai, penanganan masalah transportasi skala nasional relatif lebih baik. Pembangunan jalan tol dari Brebes Timur hingga Gringsing, Batang secara teknik tidak bisa diselesaikan mendekati arus mudik dan balik Lebaran.
Demi mengurangi kepadatan arus lalu lintas di jalur pantura, maka jalan tol yang belum selesai maksimal akhirnya ”dipaksakan” agar dapat dilewati pemudik, dan saat arus balik Lebaran. Sekilas alasan tersebut dapat dimaklumi. ”Jadi secara umum upaya rekasaya lalu lintas dalam rangka mengurangi kepadatan arus kendaraan di jalur pantura sudah lebih baik dibanding tahun sebelumnya.
Tapi bila terpaksa melewati jalan tol fungsional yang kemudian istilahnya menjadi tol darurat faktor-faktor penunjangnya harus diperhatikan secara serius. Bukan sekadar berkesan sebisanya, karena alasan darurat,” katanya. Sebagai bahan evaluasi, lanjut dia, fasilitas keamanan di tol darurat yang masih perlu pembenahan kiri kanan jalan tol belum ada pagar pembatas.
”Maka perlu dipasangi sejumlah rambu peringatan, baik berbentuk tulisan maupun ”mata kucing” atau scottlight. Dapat pula dipasangi sejumlah bamboo cone, barikade semipermanen maupun traffic cone. Pengendara juga diberi peringatan untuk melaju secara hati-hati, tidak boleh ngebut seperti di jalan tol lainnya yang sudah jadi,” lanjutnya.
Dia mengakui, kecepatan kendaraan sudah ada imbauan agar melaju dengan kecepatan maksimal 40Km/Jam. ”Ini sudah baik. Tapi soal pagar pengaman dan pengamanan lainnya seperti rambu-rambu, belum dirancang secara baik,” ucap Eddhie Praptono. Hal lain adalah keberadaan rest area.
Tercatat baru ada delapan lokasi. ”Seharusnya bisa lebih agar pengguna jalan tol darurat bisa banyak pilihan untuk istirahat. Sebab di lokasi tol itu panas dan berdebu. Jika sejak awal tol itu diketahui tidak dapat selesai menjelang Lebaran, tentu beberapa hal yang menjadi faktor penunjang keamanan pengguna jalan harus dipikirkan sejak awal dan dirancang secara matang.
Karena itu menyangkut nyawa manusia,” tandasnya. Menurut Eddhie Praptono, untuk membuka rest area, sebenarnya bisa melibatkan masyarakat sekitar yang sebelumnya terdampak pembangunan tol. Khususnya yang ingin mremo memburu rezeki mudik dan balik Lebaran.
”Jadi ada trickel down effect atau tetesan ke bawah dari sebuah pembangunan. Tak hanya pengguna jalan saja yang merasakan senang. Tapi masyarakat sekitar yang terdampak pembangunan tol juga menerima manfaat yang positif,”lanjutnya.
Beberapa hal lainnya yang layak dicermati adalah peran pemerintah daerah. Menurut dia, dengan adanya tol yang membentang dari Pejagan Brebes hingga Gringsing Batang, daerah-daerah sekitar harus lebih jeli menyikapi. Yakni, bagaimana agar daerah-daerah itu tidak sepi pengunjung. Baik yang akan singgah membeli oleh-oleh, maupun sejenak berlibur di lokasi wisata.
Atau menikmati pemandangan kota. ”Daerah-daerah ini, ya tujuh daerah tingkat dua di Eks Karesidnen Pekalongan harus lebih berbenah lagi dan memiliki daya tarik yang dapat memikat warga luar daerah tertarik mengunjungi daerahnya.”
Sangat Membantu
Kondisi lalu lintas yang berbeda dibanding tahun sebelumnya terjadi di Pemalang dan Batang pada Lebaran kali ini. Ada dua ruas jalan utama yang bisa dilewati. Pertama, jalur Pantura Alas Roban, yang menjadi urat nadi perjalanan transportasi mobil dan motor.
Kedua, adanya jalan darurat di ruas tol Pejagan (Brebes)- Batang-Gringsing. Meski hanya cor semen jalan darurat tol Batang-Gringsing sepanjang kurang lebih 48 km, sangat membantu pemudik. Karena, mengurangi kepadatan arus di jalur pantura Alas Roban. Kalau tahun-tahun sebelumnya, antrean panjang terjadi di jalan raya dalam kota Batang, mulai ke luar dari Kota Pekalongan kini tak terlihat.
Meskipun ramai dan padat kendaraan namun arus mengalir ke timur dengan lancar. Namun, antrean panjang kini beralih ke Gringsing. Itu terjadi karena pertemuan dengan kendaraan yang ke luar dari jalan darurat tol dan yang lewat pantura Alas Roban.
Rekayasa Lalu Lintas
Satlantas Polres Batang sudah melakukan prosedur rekayasa lalu lintas. Sehingga meskipun terjadi penumpukan kendaraan, tidak sampai terjadi kemacetan parah. ”Kami menerapkan sistem buka tutup, saat arus mudik kendaraan yang datang dari arah barat diprioritaskan untuk jalan menuju ke timur.
Sebaliknya saat arus balik, giliran kendaran yang datang dari arah timur yang diprioritaskan jalan ke arah barat,” ujar Kasatlantas Polres Batang AKP Muhammad Adiel Ariesto Rekayasa lalu lintas yang lain, melakukan contraflow 3-1 agar tidak terjadi penumpukan kendaraan. Arus kendaraan yang datang dari arah timur menggunakan tiga lajur ke arah barat. Dua lajur di jalur kiri dan satu lajur di jalur kanan.
Adapun satu lajur di kanan digunakan untuk kendaraan yang datang dari arah barat. ”Bahkan, kalau memang terpaksa kami harus menerapkan 4-0 jadi jalan semua digunakan untuk kendaraan yang datang dari arah timur ke barat. Namun itu semua fleksibel, melihat kondisi di lapangan selama ini yang kami terapkan contraflow3-1. Karena juga ada jalan darurat tol yang digunakan khusus untuk arus balik.”
Untuk mengurangi kepadatan kendaraan agar tidak menumpuk di dalam kota. Kendaraan dimasukkan ke jalan darurat lewat pintu tol Kandeman. ”Alhamdulillah, selama ini arus mudik maupun balik di Batang lancar. Kendaraan bisa melaju dengan nyaman, tanpa harus antre panjang.” Beberapa pemudik menuturkan, perjalanan mudik tahun 2017 sangat lancar. Karena ada jalan tol darurat.
Kabid Angkutan, Dinas Perhubungan Kabupaten Pemalang, Bambang Haryono mengatakan hingga H+6, kondisi lalu lintas baik di jalur Pantura maupun di jalan tol darurat, lancar. “Arus balik melalui jalan utama (Pantura) dan jalan tol darurat, semuanya dalam keadaan lancar,”kata dia. Dengan keadaan itu, maka jalan alternatif yang telah disiapkan pemerintah daerah tidak difungsikan untuk dilalui kendaraan pemudik. (42)
Tim Peliput:
Budi Nugraha, Erry Budi Prasetyo, Riyono Toepra Arif Suryoto, Trisno Suhito, Ali Basarah, Dwi Ariadi
Penyunting:
Mohammad Saronji
Comments
comments
Sumber: suaramerdeka.comDemikianlah Artikel Tol Darurat Pecahkan Jalur Padat
Anda sekarang membaca artikel Tol Darurat Pecahkan Jalur Padat dengan alamat link https://petuahmuda.blogspot.com/2017/07/tol-darurat-pecahkan-jalur-padat.html
Post a Comment